Gala - Gala - Rhoma Irama
Gali-gali-gali-gali-gali lobang
Lobang digali menggali lobang
Untuk menutup lobang
Tertutup sudah lobang yang lama
Lobang baru terbuka
Gali lobang tutup lobang
Pinjam uang bayar hutang
Gali lobang tutup lobang
Pinjam uang bayar hutang
Gali-gali-gali-gali-gali lobang
Gali-gali-gali-gali-gali lobang
Gali-gali-gali-gali-gali
Walau makan sederhana
(Makan nasi sambal lalap)
Walau baju sederhana
(Asal menutup aurat)
Walau makan sederhana
Walau baju sederhana
Walau serba sederhana
Asal sehat jiwa raga
Dan juga hutang tak punya...
Itulah orang yang kaya (hi-hu...)
Walau gajinya pas-pasan
(Enggak lebih engga kurang)
Walau hidupnya pas-pasan
(Asal cukup kebutuhan)
Walaupun gajinya pas-pasan
Walau hidupnya pas-pasan
Walaupun serba pas-pasan
Hidup ‘kan merasa terang
Asal tak dikejar hutang...
Enak tidur enak makan (hi-hu...)
Gali lobang tutup lobang
Menggali buat menutup
Gali lobang tutup lobang
Sana rata sini lobang
Gali lobang tutup lobang
Tetap saja ada lobang
Gali lobang tutup lobang
Lobangnya tak pernah hilang
Gali lobang tutup lobang
Pinjam uang bayar hutang
Gali lobang tutup lobang
Sana lunas sini hutang
Gali lobang tutup lobang
Tetap saja ada hutang
Gali lobang tutup lobang
Hutangnya tak pernah hilang
Gali lobang tutup lobang...
Pinjam uang bayar hutang...
Usah kaukenang diriku lagi
Jangan kautangisi kepergianku
Anggaplah semua mimpi belaka
‘Pabila nanti ‘ku pergi jauh
Usah kaukenang diriku lagi
Biar semua berlalu hilang bersama tidurmu
Lupakan semuanya cerita tentang cinta
Garis pemisah antara kita
Menghambat tujuan cita-cita
Kiranya suratan takdir Ilahi
Anggaplah semua mimpi belaka
Garis pemisah antara kita
Menghambat tujuan cita-cita
Terlalu banyak sudah yang tertumpah
Menangis meratapi buruk nasibku
Nasib buruk seorang tunawisma
Langit sebagai atap rumahku
Dan bumi sebagai lantainya
Hidupku menyusuri jalan
Sisa orang yang aku makan
Langit sebagai atap rumahku
Dan bumi sebagai lantainya
Hidupku menyusuri jalan
Sisa orang yang aku makan
Jembatan menjadi tempat perlindungan
Dari terik matahari dan hujan
Begitulah nasib yang aku alami
Entah sampai kapan hidup begini
Hm-hm-hm-hm-hm-hm-hm hm-hm-hm
Gembala duhai gembala, temanmu hewan belaka
Namun engkau tak pernah merasa susah
Walau jauh dari keramaian kota
Suling bambu sebagai pengisi waktu
Apabila gembala melepas lelah
Suling bambu aduhai merdu merayu
‘Kan menggugah hati yang mendengarkannya
Singkirkanlah selimutmu, bangun dan bangkitlah
Bersihkanlah pakaianmu, pandanglah ke muka
Tegaknya agama ada di tanganmu
Masa depan bangsa ada di tanganmu
Tonggak-tonggak tua bergugurlah selalu
(Coba renungkan itu) coba renungkan
(Coba renungkan itu) coba renungkan
(Coba renungkan itu) coba renungkan
(Coba renungkan itu) coba renungkan
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk kemaksiatan
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk kemungkaran
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk kejahatan
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk kenakalan
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk kemalasan
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk kebodohan
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk yang hanya merugikan
Hayo generasi muda putra-putri bangsa
Singkirkanlah selimutmu, bangun dan bangkitlah
Bersihkanlah pakaianmu, pandanglah ke muka
Engkaulah harapan
Wahai generasi muda insan beragama
Tunjukkanlah bahwa Anda berakhlak mulia
Sinarilah wajah bangsa dengan keimanan
Siapa pun Anda mari amalkanlah
Jangan cuma kata mari nyatakanlah
Agar citra bangsa harum dan mulia
(Mari kita amalkan) mari amalkan
(Mari kita amalkan) mari amalkan
(Mari kita amalkan) mari amalkan
(Mari kita amalkan) mari amalkan
(Jadi pejabat) jadilah pejabat yang taqwa
(Jadi karyawan) jadilah karyawan yang taqwa
(Jadi pelajar) jadilah pelajar yang taqwa
(Jadi seniman) jadilah seniman yang taqwa
(Jadi pedagang) jadilah pedagang yang taqwa
(Jadi petani) jadilah petani yang taqwa
(Jadi apa pun) jadilah apa pun yang selalu taqwa
Wahai generasi muda insan beragama
Tunjukkanlah bahwa Anda berakhlak mulia
Sinarilah wajah bangsa dengan keimanan
Engkaulah harapan
Ke sana ke mari kau cerita keburukannya
Semut yang di seberang lautan jelas kelihatan
Tapi gajah di pelupuk mata tiada kelihatan
Oh keterlaluan
Janganlah kau sibuk mencari kelemahan orang
Periksa dirimu masih adakah kekurangan
Semut yang di seberang lautan jelas kelihatan
Tapi gajah di pelupuk mata tiada kelihatan
Oh keterlaluan
‘Pabila kau tahu ruginya menggunjing orang
Pasti kau tak mau untuk melakukan itu
Maukah kautanggung dosa dari orang lain
Sedangkan pahalamu kauberikan kepadanya
Jangan Anda berbuat ghibah
Siapa yang suka membuka aib temannya
Berarti dirinya lebih hina dan tercela
Siapa yang suka menggunjingkan sesamanya
Berarti dia suka makan bangkai saudaranya
Jangan Anda berbuat ghibah
Sebagai kenang-kenangan untukmu sayang
Kau anggaplah benda ini pengganti diriku
Sebagai ganti diriku
‘Pabila kau rindu padaku Petiklah dan menyanyilah
Semoga akan terobati Rasa rindumu padaku
Walaupun sudah berpisah hati kita bersatu
Memang gitar tua ini menjadi kenangan
Juga gitar tua ini yang menjadi saksi
Saksi cintamu padaku, cintaku padamu
Yang tak akan pernah layu
Taman alam jiwa penuh bunga
Rasa suka cita menggelora
Saat tersentuh cinta dilanda asmara
Manis penuh pesona gulali dunia
Taman alam jiwa penuh bunga
Rasa suka cita menggelora
Saat tersentuh cinta dilanda asmara
Manis penuh pesona gulali dunia
Gul-gulali dunia, manisnya merasuk ke dalam jiwa
Meronai rasa berselera sukma bergairah
Gembira, bahagia
Semua nampak indah, aduhai manisnya
Duh manis gula gulali dunia
Manis tiada tara
Gul-gulali dunia, manisnya merasuk ke dalam jiwa
Meronai rasa berselera sukma bergairah
Gembira, bahagia
Semua nampak indah, aduhai manisnya
Semua nampak indah, aduhai manisnya
Duh manis gula gulali dunia
Manis tiada tara
Hm-hm-hm-hm-hm-hm-hm...
Hm-hm-hm-hm-hm-hm-hm...
0 komentar:
Posting Komentar